Menu
Kyai Saleh Lateng KeluargaPada awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam kehilangan kendali kekuasaannya kepada Belanda. Sultan Palembang, Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom, diasingkan ke Manado, sementara Palembang diperintah oleh seorang Residen Belanda. Dalam situasi tersebut, banyak bangsawan Kesultanan Palembang Darussalam memilih untuk meninggalkan daerah tersebut. Kiagus Abdurrahman, kakek Kyai Saleh, adalah salah satu dari mereka. Ia hijrah bersama keluarganya dan menetap di Jawa Timur, kemudian menikah dengan Najihah di Marengan Laok Sungai, Sumenep.[1] Pernikahan ini dikaruniai tiga anak, di antaranya Kiagus Muhammad Saleh, yang melanjutkan perjuangan Ki Agus Abdurrahman dalam berdakwah dan mempelajari ilmu keislaman.
Beberapa waktu kemudian, Kiagus Abdul Hadi hijrah ke Banyuwangi, Jawa Timur, di mana ia menikahi Aisyah. Pasangan tersebut menetap di Kampung Mandar, Banyuwangi, dan melahirkan seorang putra bernama Kiagus Muhammad Saleh, atau dikenal sebagai Kyai Saleh Lateng.
Meskipun punya banyak putra dan putri hasil pernikahan dari 4 istrinya, tetapi hanya seorang yang meneruskan perjuangannya dalam menggeluti ilmu keislaman maupun bela negara, yakni Kiagus Abdul Aziz.
Almarhum Kiagus Abdul Aziz yang merupakan putra Kiai Saleh Lateng tercatat pernah menjabat sebagai Ketua IPNU Pertama Banyuwangi, Mantan Wartawan, dan Anggota DPRD Jawa Timur periode 1974-1977. Profesi wartawan yang pernah digeluti Kiagus Abdul Aziz dari hobi menulis itu, saat ini diikuti jejaknya oleh cucunya yang bernama Kiagus Muhammad Fikri Firmansyah.
Menu
Kyai Saleh Lateng KeluargaBerkaitan
Rujukan
WikiPedia: Kyai Saleh Lateng https://ibb.co/RjJqwbY https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/9/9a/Nas...