Keluarga Kyai Saleh Lateng

Pada awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam kehilangan kendali kekuasaannya kepada Belanda. Sultan Palembang, Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom, diasingkan ke Manado, sementara Palembang diperintah oleh seorang Residen Belanda. Dalam situasi tersebut, banyak bangsawan Kesultanan Palembang Darussalam memilih untuk meninggalkan daerah tersebut. Kiagus Abdurrahman, kakek Kyai Saleh, adalah salah satu dari mereka. Ia hijrah bersama keluarganya dan menetap di Jawa Timur, kemudian menikah dengan Najihah di Marengan Laok Sungai, Sumenep.[1] Pernikahan ini dikaruniai tiga anak, di antaranya Kiagus Muhammad Saleh, yang melanjutkan perjuangan Ki Agus Abdurrahman dalam berdakwah dan mempelajari ilmu keislaman.

Beberapa waktu kemudian, Kiagus Abdul Hadi hijrah ke Banyuwangi, Jawa Timur, di mana ia menikahi Aisyah. Pasangan tersebut menetap di Kampung Mandar, Banyuwangi, dan melahirkan seorang putra bernama Kiagus Muhammad Saleh, atau dikenal sebagai Kyai Saleh Lateng.

Istri dan Anak serta Keturunan

  • Istri: Khotimah (berasal dari Sumbawa), dikaruniai anak Nyayu Masnah, Kiagus Abdul Kafie, dan Kiagus Syarkawi.
  • Istri: Sutrani (berasal dari Banyuwangi), dikaruniai anak Nyayu Maimunah dan Kiagus Abdul Hadi.
  • Istri: Sarah (berasal dari Banyuwangi), dikaruniai anak Nyayu Asmah, Kiagus Abdul Hamid, Nyayu Djaenab, Nyayu Sapiyah, Kiagus Abdullah, Kiagus Alwi, dan Nyayu Hunnah.
  • Istri: Raden Siti Fatimah (berasal dari Banyuwangi), dikaruniai anak Nyayu Hadijah, Nyayu Kulsum, dan Kiagus Abdul Azis.
  • cucu: Kiagus Syamsudin, Nayu Muainah, Nayu Nihayatus, Kiagus Masrullah.
  • cicit: Kiagus Muhammad Fikri Firmansyah, Kiagus Ahmad Dimas N

Meskipun punya banyak putra dan putri hasil pernikahan dari 4 istrinya, tetapi hanya seorang yang meneruskan perjuangannya dalam menggeluti ilmu keislaman maupun bela negara, yakni Kiagus Abdul Aziz.

Almarhum Kiagus Abdul Aziz yang merupakan putra Kiai Saleh Lateng tercatat pernah menjabat sebagai Ketua IPNU Pertama Banyuwangi, Mantan Wartawan, dan Anggota DPRD Jawa Timur periode 1974-1977. Profesi wartawan yang pernah digeluti Kiagus Abdul Aziz dari hobi menulis itu, saat ini diikuti jejaknya oleh cucunya yang bernama Kiagus Muhammad Fikri Firmansyah.

Berkaitan